Meditasi


Selasa, 19 Mei 2015

Pura-Pura


Kuhalalkan kepura-puraanku
saat sedih berkata bahagia
saat sakit berkata sehat
saat lemah berkata kuat

karna aku benci derita
maka kubuat seakan hidup ini tak pernah ada 
yang namanya derita
walau diam-diam akupun belajar
kuat karna luka 

menurutku tak ada pelipur kecuali bersyukur
bahkan di saat aku benar-benar terpuruk, dalam tangisku yang pahit, aku tetap berterimakasih padaNya atas segala hal apapun yang terjadi, kuyakin inilah salah satu jalan cintaNya yang sering
aku tak tau mengartikannya

aku tau Allah sering mencoba-cobaku, mencoba tulusku, ikhlasku, imanku yang mudah terombang ambing. Allah pernah mengambil sebentar bahagiaku, walau tak lama IA mengembalikan dengan yang lebih sempurna. Allah pernah membuat ikhlasku menjadi pamrih, saat terkadang pengorbananku kurasa tak berarti. Allah pernah membuatku kecewa saat aku membela seseorang dan justru ia membuatku terpuruk, Allah pernah membuatku ingin mati saat penuh otakku saat tak ada satu orangpun yang mengerti aku, saat aku tak punya siapa-siapa selain IA

semakin aku emosi menghadapi masalah, semakin meradang angkara dan aku akan merasa sangat lelah. maka ku pilih syukur untuk menenangkanku, kunikmati klimaks derita, kunikmati pahitnya coba, kuyakin akan Indah pada saatnya, seperti janjiNya yang pasti tak akan pernah ingkar

Allah tak pernah memberontak, meski aku tak setia, Allah tak pernah marah meski aku sering dusta, Allah tak pernah dendam meski aku mengulang dosa. Allah hanya selalu mengingatkan "INI AKU" begitu IA mengetukku, menenangkanku.

sering aku merasa tak punya siapa-siapa, sering aku merasa sepi dalam keramaian, sering orang minta aku mengerti dan tak seorangpun yang mencoba mengerti aku, sering..... itu semua sering dan mungkin aku egois jika harus memaksakan orang lain melakukan seperti mauku

disaat aku butuh seseorang lalu Allah yang datang, disaat aku butuh teman tetap Allah yang datang
disitu aku merasa terikat, disitu aku merasa bercinta, disitu aku menikmati bahagia yang tak tergambarkan bahkan dengan kata-kata

Aku halalkan kepura-puraanku
saat sedih berkata bahagia
saat sakit berkata sehat
saat lemah berkata kuat

karna dengan merasakan kehadiranNya segala derita terasa sirna
semakin perih lukaku semakin ku mengerang "Allahku... terimakasih atas luka yang nyeri ini, terimakasih mengingatkanku, ku yakin ini cintaMu, terimakasih atas penjagaanMu yang hangat, maafkan aku Allah....."
terus ku ulangi berkali-kali, sampai tenang, benar tenang dan ia berangsur-angsur sirna

bahkan terkadang aku merasakan rindu dan itu sangat menyesakkan bukan....?!
semua orang pasti merasakan ini semua, sakitnya merindukan seseorang, lebih-lebih seseorang yang dirindukan sulit kita jumpai, aaahhhh.... drama banget rasanya kaann.... :)
akupun pernah merasakan ini bahkan rasanya sering sekali dan disaat sekarat merasakan ini lagi-lagi aku hanya ungkapkan padaNya dan tetap IA yg mampu menenangkan

Aku Halalkan kepura-puraanku
dengan seribu alasan ini
denganNya aku mampu menjalani hidup dengan sukaria ^^

*Goeboexterakhierq : foreverAllah 


3 komentar:

  1. Sangat menyentuh ovie...i love it soooo much.
    Dan semua luka yang mengharu biru itu tak lain hanya secuil cinta yang sengaja Allah kirim dalam rupa yang lain. Jadi bijak adanya, jika memang kita berpura2. Seperti seorang ibu berpura2 sudah makan ketika hanya ada seporsi makan untuk anaknya yg lapar, seperti seorang ayah yang berpura2 tersenyum dan mengatakan nanti ayah belikan untukmu, padahal saat itu tidak ada uang yg dimilikinya.
    Mari kita belajar berpura2...menjadi sekuat ayah dan ibu kita. Menunjukkan keberterimaan dan kesyukuran kita atas pendampingan Allah yang tidak pernah luput dalam setiap moment hidup kita (senang maupun sedih). Dan halal untuk kepura2an itu, semoga menjadi tiang penguat dalam keterpurukan yang kita hadapi. Ooohhh...betapa ternyata dunia ini benar2 sempurna Allah ciptakan dengan sebaik2nya perhiasan yamg melengkapinya. :)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kak Imas sempat mampir ke gubuk ^^ II Semoga kita termasuk kecintaanNya yg pandai bersyukur <3

      Hapus